9 Strategi Meningkatkan Harga Jual Makanan, Margin Profit Naik!

Mau menaikkan harga jual makanan, tapi khawatir pembeli komplain atau penjualan turun? Nah, ini tandanya kamu perlu strategi meningkatkan harga jual makanan yang efektif!

Menentukan harga jual makanan memang tidak mudah, menaikkan harganya pun perlu berbagai pertimbangan.

Harga makanan yang naik bisa membuat pembeli yang price sensitive kabur dan membuat penjualan menurun.

Tapi, dari kacamata pebisnis menaikkan harga juga terkadang dibutuhkan karena akan mempengaruhi revenue dan profit perusahaan.

Nah, agar bisa mengambil langkah yang tepat, simak penjelasa selengkapnya di artikel ini, yuk!

Kapan Perlu Meningkatkan Harga Jual Makanan?

Meningkatkan Harga Jual Makanan

Menentukan waktu yang tepat untuk menaikkan harga menu sama pentingnya dengan menentukan berapa besar kenaikannya.

Jika dilakukan tanpa perhitungan, pelanggan bisa kaget dan merasa tidak dihargai. Berikut beberapa momen yang biasanya ideal untuk menaikkan harga:

1. Biaya Operasional Naik Signifikan

Menaikkan harga jual makanan sangatlah wajar biar restoranmu mengalami kenaikan biaya operasional secara signifikan.

Misalnya, harga daging naik 15% dalam 3 bulan terakhir, atau harga ongkos sewa tahunan naik sebesar 10%.

Tentu ini jadi indikator kuat untuk mulai meninjau ulang harga menu restoranmu.

2. Restoran Semakin Terkenal

Restoran yang sudah punya reputasi kuat memiliki perceived value lebih tinggi.

Contohnya, ketika kamu mulai ramai di media sosial atau mendapat review bagus dari influencer kuliner, itu saat yang baik untuk menaikkan harga sedikit demi menjaga kualitas dan eksklusivitas.

3. Saat Meluncurkan Menu Baru atau Rebranding

Perubahan konsep, desain menu, atau logo juga bisa menjadi momen alami untuk menaikkan harga.

Peluncuran versi “baru” restoran memberikan kesan segar, sehingga kenaikan harga terasa sebagai bagian dari peningkatan, bukan sekadar biaya tambahan.

Strategi Meningkatkan Harga Jual Makanan Tanpa Kehilangan Pelanggan

Strategi Meningkatkan Harga Jual Makanan

Dalam dunia kuliner, menaikkan harga menu bukan sekadar soal angka, tapi juga soal strategi. Banyak pemilik restoran takut pelanggan kabur ketika harga naik.

Padahal, dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa meningkatkan harga jual makanan tanpa membuat pelanggan merasa dirugikan.

1. Melakukan Renovasi Sederhana

Kalau restoranmu baru direnovasi atau menambah fasilitas baru, pelanggan biasanya lebih maklum ketika harga menu ikut naik.

Kamu bisa melakukan renovasi interior untuk membuat restoran jadi lebih nyaman dan terlihat adanya value tambahan yang sepadan dengan biaya ekstra.

Kamu juga bisa menambahkan fasilitas seperti kursi bayi, area parkir yang lebih luas, atau stopkontak di setiap meja.

Hal-hal kecil ini bisa meningkatkan kenyamanan pelanggan dan memberi kesan bahwa kenaikan harga memang sebanding dengan peningkatan pengalaman makan di restoranmu.

2. Gunakan Trik Psikologi Harga

Harga yang berakhir dengan angka 9 atau 5 (seperti Rp29.900 atau Rp34.500) sering dianggap lebih “terjangkau” dibanding angka bulat.

Selain itu, hindari menaikkan semua menu secara serentak, cukup ubah 20–30% item populer atau menu baru dulu, supaya tidak terlalu mencolok di mata pelanggan.

Trik lainnya yaitu kamu bisa memanfaatkan decoy effect dalam penyusunan menu dan menaikkan harga jual.

3. Uji Coba Kenaikan Secara Bertahap

Agar pembeli tidak terlalu merasakan kenaikan harga, kamu bisa uji coba dengan menaikkan harga secara bertahap.

Mulai dari 5–10% pada beberapa menu saja, kemudian lihat respons pelanggan selama 2–3 minggu.

Bila 80% pelanggan tetap membeli menu tertentu meski kamu telah menaikkan harga, berarti mereka tidak terlalu sensitif terhadap harga.

Jika tidak ada keluhan signifikan, lanjutkan untuk item lainnya.

4. Mengubah Kemasan atau Plating

strategi meningkatkan harga jual dengan plating

Strategi meningkatkan harga jual makanan yang efektif yaitu dengan memperbaiki tampilan dan kualitas kemasan.

Kamu bisa mengganti kemasan atau membuat plating makanan terlihat lebih estetik dan menarik.

Visual makanan bisa memberikan kesan pertama bagi pembeli kalau makanan di restoranmu terliat premium dan sebanding dengan harganya.

Contoh sederhananya seperti kopi yang disajikan dengan gelas yang estetik dan instagrammable seharga Rp30.000 tentu terlihat wajar.

5. Tambahkan Menu Baru dengan Harga Lebih Tinggi

Daripada menaikkan semua harga, kamu bisa menambahkan varian premium seperti “Nasi Goreng Signature” atau “Iced Latte Special Blend”.

Menu baru dengan harga sedikit lebih tinggi bisa membantu menaikkan rata-rata transaksi tanpa memicu resistensi.

Inilah alasan mengapa beberapa restoran atau kafe membuat signature menu.

Selain itu, kamu juga bisa membuat seasonal menu, limited edition menu, customizable menu yang berpotensi untuk diberi harga lebih tinggi.

6. Tambah Segmen Pembeli

menambah segmentasi pembeli

Strategi meningkatkan harga jual berikutnya yaitu dengan menambah sasaran target segmentasi pembeli.

Strategi meningkatkan harga jual berikutnya yaitu dengan menambah sasaran target segmentasi pembeli.
Artinya, jangan hanya berfokus pada pelanggan lama dengan daya beli yang sama. Tapi, perluas jangkauan ke segmen baru yang memiliki willingness to pay lebih tinggi.

Misalnya, jika sebelumnya restoranmu menyasar pelajar dan pekerja kantoran dengan harga terjangkau, kamu bisa mulai menambah menu premium untuk segmen profesional.

7. Gunakan Strategi “Retirement Pricing”

Salah satu cara kreatif menaikkan harga tanpa menimbulkan reaksi negatif yaitu dengan strategi Retirement Pricing.

Konsepnya sederhana, kamu “mengistirahatkan” sementara menu populer, lalu memunculkannya kembali setelah beberapa waktu dengan sedikit perubahan.

Misalnya, menu “Chili Shrimp Linguine” dijual seharga Rp135.000 dan dihapus dari daftar menu selama satu bulan.

Ketika kembali, menu tersebut hadir dengan tampilan dan nama baru, seperti “Shrimp & Leek Fettuccine”, dengan harga Rp149.000.

Pelanggan akan melihatnya sebagai inovasi, bukan kenaikan harga semata.

Teknik ini efektif karena memberi kesan fresh dan eksklusif, membuat pelanggan penasaran, sekaligus memberi ruang bagi restoran untuk menyesuaikan harga dengan lebih halus.

8. Naikkan Harga di Waktu Tepat

Sebaiknya, hindari menaikkan harga saat penjualan sedang menurun atau ketika pelanggan sedang sensitif terhadap harga. Misalnya seperti setelah liburan panjang atau inflasi tinggi.

Sebaliknya, waktu terbaik untuk menyesuaikan harga adalah ketika bisnis sedang stabil atau baru saja melakukan peningkatan signifikan.

Misalnya setelah renovasi, peluncuran menu baru, atau mendapat sorotan positif di media sosial.

9. Bandingkan Harga Kompetitor

Sebelum menetapkan harga baru, penting untuk melakukan riset terhadap kompetitor di area yang sama.

Bandingkan harga menu sejenis dari restoran dengan kualitas dan target pasar yang mirip.

Langkah ini membantu kamu memastikan harga tetap kompetitif tanpa terlalu murah atau terlalu tinggi.

Jika harga menumu jauh di bawah standar pasar, kamu sebenarnya sedang kehilangan potensi keuntungan.

Sebaliknya, jika terlalu mahal tanpa alasan yang jelas, pelanggan bisa dengan mudah beralih ke tempat lain.

Langkah-langkah Menaikkan Harga Jual Menu

Berikut langkah praktis yang bisa kamu terapkan:

1. Pahami Nilai dan Persepsi Pelanggan

Sebelum menentukan harga baru, pahami dulu apa yang dianggap “bernilai” oleh pelangganmu.
Apakah itu rasa, porsi, suasana, atau pelayanan cepat?

Contohnya, pelanggan kafe estetik rela membayar Rp60.000 untuk kopi karena mereka membeli pengalaman, bukan hanya minuman.

Dengan memahami hal ini, kamu bisa menyesuaikan kenaikan harga dengan nilai yang mereka rasakan.

2. Analisis Biaya Produksi dan Margin Keuntungan

Berikutnya, hitung kembali harga bahan baku, ongkos operasional, dan margin laba ideal.
Kamu bisa menggunakan rumus sederhana berikut:

Harga jual = (Biaya total per porsi ÷ Persentase biaya bahan) x 100

Misal bahan baku per porsi Rp20.000 dan kamu ingin bahan hanya 35% dari harga jual, maka:
Rp20.000 ÷ 35% = Rp57.000. Kamu bisa jual Rp59.000 agar margin lebih sehat.

3. Gunakan Desain Menu yang Cerdas

Desain menu memengaruhi cara pelanggan memutuskan. Berikut beberapa tips agar harga jual yang naik tidak menimbulkan resistensi dari pembeli.

  • Jangan urutkan menu dari yang paling murah.
  • Gunakan deskripsi menarik (“ayam panggang madu” lebih menggoda daripada “ayam panggang”).
  • Letakkan menu dengan margin tinggi di posisi strategis (kanan atas atau tengah).

4. Pantau Feedback dan Sesuaikan

Setelah menaikkan harga jual makanan, jangan lupa untuk perhatikan komentar pelanggan atau ulasan online.

Jika banyak yang tetap puas dengan rasa dan pelayanan, berarti kenaikanmu sukses.

Namun jika ada penurunan kunjungan, kamu perlu evaluasi kembali strategi komunikasi atau kualitas menu.

Naikkan Harga Menu Lebih Fleksibel Lewat IDEKU QR

Meningkatkan harga jual makanan tidak harus menakutkan. Dengan pendekatan berbasis nilai, komunikasi yang halus, dan langkah bertahap, pelanggan justru bisa menerima dan tetap loyal.

Pesan Langsung di Meja dengan IDEKU QR

Nah, kenaikan harga akan terasa lebih mudah dan fleksibel jika restoranmu sudah menggunakan QR Menu digital.

Kamu bisa menyesuaikan harga kapan pun tanpa perlu mencetak ulang daftar menu, serta langsung menampilkan perubahan harga secara real-time kepada pelanggan.

Selain itu, pelanggan juga akan merasa lebih nyaman karena bisa memesan langsung dari ponsel tanpa menunggu pelayan terlalu lama

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *