Salah satu tantangan besar pemilik bisnis kuliner adalah memastikan pengelolaan persediaan bahan baku yang efektif. Manajemen stok bahan baku dapat mempengaruhi biaya operasional restoran dan kelancaran usaha. Untuk itulah, metode FIFO, LIFO, Average penting untuk Anda ketahui sebagai pebisnis F&B.
Dengan memahami metode inventory control ini, Anda bisa meminimalisir bahan baku yang terbuang sia-sia, memastikan stok bahan baku tetap aman, bahkan memaksimalkan keuntungan bisnis.
Baca juga: Kenalan dengan Sistem Reservasi Restoran, Solusi Bisnis Kuliner
Apa Itu Metode FIFO?
Metode FIFO (First In, First Out) adalah sistem pengelolaan persediaan di mana barang yang pertama masuk akan menjadi barang pertama yang keluar. Sistem FIFO berfungsi memastikan bahan dengan tanggal kedaluwarsa lebih awal digunakan terlebih dahulu.
Terkadang, beberapa bisnis menyebutnya sebagai sistem FIFO Perpetual, yang berarti
Kelebihan dan Kekurangan Metode FIFO
Berikut beberapa kelebihan metode FIFO:
- Kualitas bahan terjamin: Barang yang lebih tua digunakan lebih dulu sehingga risiko penggunaan bahan kedaluwarsa atau rusak berkurang.
- Pencatatan stok lebih mudah: FIFO mengikuti urutan kronologis, mempermudah pelacakan barang masuk dan keluar.
- Cocok untuk produk mudah rusak: Metode FIFO sangat ideal untuk bahan makanan segar seperti daging, sayur, dan susu.
- Transparansi nilai persediaan: Harga barang dalam laporan keuangan lebih mencerminkan harga pembelian awal.
- Mengurangi pemborosan: Dengan menerapkan FIFO, resiko bahan baku yang terbuang sia-sia menjadi lebih kecil.
Namun selain kelebihan, metode FIFO juga memiliki kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan:
- Kurang menguntungkan saat harga naik
Dalam situasi inflasi, harga barang lama yang lebih murah digunakan terlebih dahulu. Akibatnya, laporan laba terlihat lebih besar, yang bisa membuat pajak yang harus dibayar juga lebih tinggi. - Kompleksitas pengelolaan stok yang besar
Jika kamu punya banyak jenis barang atau bahan yang masuk setiap hari, mencatat dan mengelola stok berdasarkan urutan masuknya bisa membingungkan dan memakan waktu. - Tidak selalu sesuai untuk bisnis non-makanan
Untuk barang yang tidak mudah rusak, seperti alat masak atau bahan tahan lama, FIFO mungkin tidak memberikan manfaat yang signifikan karena tidak memanfaatkan harga barang terbaru.
Baca juga: Teknologi Ini Ternyata Bisa Mencegah Kecurangan di Bisnis F&B
Contoh Penerapan Metode FIFO
Misalnya, sebuah restoran pizza membeli 50 kg tepung pada 1 November dan 30 kg tepung lagi pada 10 November. Restoran akan menghabiskan stok tepung yang datang lebih dulu pada tanggal 1 November.
Jadi, jika restoran menggunakan 40 kg pada akhir November, maka tersisa 10 kg stok tepung yang dibeli pada tanggal 10 November. Dengan menerapkan metode FIFO, tepung lama tidak rusak dan habis terpakai, serta pencatatan stok menjadi lebih rapi.
Apa Itu Metode LIFO?
Metode LIFO (Last In, First Out) adalah metode di mana barang terakhir yang masuk menjadi barang pertama yang keluar. Sistem ini sering digunakan dalam bisnis dengan persediaan tahan lama, seperti alat dapur atau bahan kemasan.
Dalam bisnis kuliner, harga bahan baku seperti daging, sayur, atau minyak goreng cenderung naik seiring waktu, terutama ketika terjadi inflasi. Restoran yang menggunakan metode LIFO akan menggunakan stok bahan yang terbaru terlebih dahulu (yang lebih mahal).
Metode LIFO bisa dikatakan memiliki sistem kerja yang terbalik dengan metode FIFO. Biasanya, LIFO digunakan di situasi di mana sering terjadi kenaikan harga bahan, barang tahan lama dan tidak mudah rusak, serta bila ingin mencatat harga berdasarkan harga terbaru.
Baca juga: Potensi Bisnis Lebih Cuan dengan Cloud Printer
Kelebihan dan Kekurangan Metode LIFO
Berikut keunggulan dan kelebihan penerapan metode LIFO dalam bisnis kuliner Anda.
- Mengurangi Pajak saat Inflasi:
Karena barang yang lebih baru dan lebih mahal digunakan pertama, biaya barang yang terjual lebih tinggi. Ini mengurangi laba kotor dan pada akhirnya dapat mengurangi pajak yang harus dibayar. Dalam situasi inflasi, ini bisa memberikan keuntungan dari sisi pajak karena restoran dapat menekan laba yang dilaporkan. - Menyesuaikan dengan Kenaikan Harga
LIFO mencerminkan harga pasar terbaru, yang bisa lebih relevan jika harga barang cenderung naik. Hal ini membuat pencatatan lebih mencerminkan kondisi pasar saat ini. - Menghindari Pemborosan Stok Lama:
Dalam beberapa kasus, barang lama bisa disimpan terlalu lama dan menurunkan kualitasnya. LIFO membantu menggunakan barang yang baru lebih cepat.
Selain keunggulan, Anda juga perlu mempertimbangkan beberapa kekurangan metode LIFO.
- Tidak Cocok untuk Barang Mudah Rusak:
LIFO tidak ideal untuk bahan makanan atau barang yang memiliki masa kedaluwarsa pendek, karena barang lama akan tetap tersimpan dan bisa rusak. - Laporan Keuangan Bisa Tidak Akurat:
Dengan menggunakan barang yang terbaru terlebih dahulu, laporan persediaan mungkin tidak mencerminkan nilai pasar barang lama yang masih ada. Ini bisa membuat laporan keuangan terlihat kurang akurat. - Meningkatkan Biaya Produksi di Masa Depan:
Jika harga barang terus naik, menggunakan barang yang lebih baru dan lebih mahal pertama bisa meningkatkan biaya produksi di masa depan.
Contoh Penerapan Metode LIFO
Contoh penerapan metode LIFO yaitu sebuah restoran membeli 100 kg daging dengan harga Rp100.000 per 10 kg pada 1 November. Restoran tersebut kemudian membeli 50 kg daging lagi dengan harga Rp120.000 per 10 kg pada 10 November.
Menggunakan metode LIFO, restoran akan menggunakan 50 kg daging yang dibeli pada 10 November terlebih dahulu (yang lebih mahal), kemudian menggunakan 70 kg sisanya dari pembelian 1 November.
Dengan cara ini, biaya barang yang terjual lebih tinggi karena menggunakan stok yang lebih mahal dulu, yang akan mengurangi laba kotor dan pajak yang harus dibayar oleh restoran.
Apa Itu Metode Average?
Metode Average menghitung nilai persediaan berdasarkan rata-rata biaya barang yang tersedia. Sistem ini memberikan pendekatan netral tanpa memprioritaskan stok tertentu.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Average
Kelebihan dari penerapan metode average yaitu sebagai berikut.
- Mudah Diterapkan:
Metode Average mudah dihitung karena harga semua barang dihitung rata-rata, sehingga tidak perlu memisahkan stok berdasarkan urutan pembelian. - Stabilitas Harga:
Dalam kondisi fluktuasi harga, metode Average menghindari dampak besar dari perubahan harga, karena harga rata-rata dihitung dari seluruh pembelian. Ini memberikan gambaran yang lebih stabil mengenai biaya barang yang terjual. - Menyederhanakan Pencatatan Stok:
Karena tidak perlu melacak setiap pembelian secara terpisah, metode Average menyederhanakan proses pencatatan dan administrasi, yang cocok untuk usaha dengan stok besar dan banyak transaksi.
Adapun beberapa kelemahan atau kekurangan dari metode average yaitu sebagai berikut.
- Kurang Akurat di Pasar dengan Fluktuasi Harga Cepat:
Jika harga bahan baku sangat fluktuatif, metode Average bisa mengaburkan perubahan harga, sehingga tidak mencerminkan harga pasar yang sesungguhnya pada saat itu. - Laba Kotor Bisa Tidak Realistis:
Dengan menghitung harga rata-rata, kadang-kadang laba kotor bisa terlihat lebih stabil atau lebih rendah daripada yang seharusnya, terutama jika harga bahan baku naik drastis. - Tidak Menguntungkan di Saat Inflasi Tinggi:
Jika harga bahan baku naik secara signifikan, menggunakan harga rata-rata tidak memungkinkan bisnis memanfaatkan keuntungan dari biaya barang yang lebih tinggi, seperti yang bisa dilakukan dengan metode LIFO.Contoh Penerapan Metode LIFO.
Baca juga: Ingin Memulai Usaha? Ini Inovasi Bisnis F&B untuk Pebisnis Baru
Contoh Penerapan Metode Average
Penerapan metode average sering ditemukan di dunia bisnis kuliner. Restoran, bisnis katering, atau kafe biasanya membeli bahan baku seperti sayuran, daging, atau tepung dalam jumlah besar dan sering.
Dengan metode average, restoran tidak perlu mencatat setiap bahan yang dibeli berdasarkan harga masing-masing. Jadi, cukup menghitung rata-rata dari seluruh pembelian dan menggunakannya untuk perhitungan biaya barang yang terjual.
Metode FIFO, LIFO, dan Average menawarkan solusi pengelolaan persediaan yang berbeda sesuai kebutuhan bisnis. Pilih metode yang paling sesuai dengan jenis barang dan strategi bisnis Anda.
Sistem FIFO sering direkomendasikan untuk bisnis F&B karena menjaga kualitas bahan baku, sementara metode LIFO dan Average lebih efektif untuk kebutuhan tertentu seperti mengelola fluktuasi harga.