Dalam bisnis kuliner, manajemen inventaris sangatlah penting untuk menjaga ketersediaan stok bahan baku. Tujuannya agar tidak ada stok bahan yang kelebihan atau kekurangan sehingga operasional restoran berjalan lancar.
Reorder point hadir sebagai salah satu solusi inventory control yang banyak digunakan di berbagai bisnis. Belum mengenal apa itu reorder point?
Artikel berikut akan membahas dengan detail pengertian, manfaat, rumus, hingga cara menghitung reorder point. Dengan demikian, Anda dapat menerapkan manajemen persediaan yang efektif di bisnis kuliner Anda.
Baca juga: Contoh SOP Restoran dan Bisnis Kuliner
Apa Itu Reorder Point?
Reorder point adalah titik tertentu dalam jumlah stok yang menunjukkan saatnya memesan kembali bahan baku ke pemasok. Dengan kata lain, reorder point memastikan stok tidak habis sebelum bahan baku baru tiba.
Dalam manajemen stok, reorder point sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional bisnis kuliner. Terutama untuk menghindari situasi kehabisan stok (stockout) yang dapat menghentikan produksi makanan.
Manfaat Reorder Point
Mengapa menentukan reorder point sangat penting? Hal ini karena reorder point menjadi titik pemesanan ulang bahan baku yang memudahkan manager atau pemilik restoran. Beberapa manfaat dan fungsi reorder point.
1. Menghindari Kehabisan Bahan Baku
Dalam bisnis kuliner, kehabisan bahan baku utama seperti tepung, daging, atau rempah-rempah dapat mengganggu operasional dan menyebabkan menu tertentu tidak tersedia.
Dengan reorder point, Anda bisa memastikan bahan baku selalu tersedia tepat waktu, sehingga operasional dapur tetap lancar.
2. Mengoptimalkan Pengeluaran
Bahan baku kuliner sering kali memiliki masa simpan terbatas. Selain menerapkan metode FIFO, reorder point juga dapat mencegah bahan baku terbuang sia-sia.
Hal ini karena reorder point bisa mencegah pembelian bahan secara berlebihan yang dapat berisiko basi atau rusak. Hal ini tentunya menghemat biaya dan mengurangi limbah makanan.
3. Meningkatkan Efisiensi Dapur
Dengan jadwal pemesanan bahan baku yang terorganisir, dapur dapat fokus pada produksi tanpa harus khawatir kehabisan bahan.
Hal ini meningkatkan produktivitas tim dapur dan memastikan pesanan pelanggan dapat disajikan tepat waktu.
4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Ketika menu selalu tersedia karena bahan baku terpenuhi, pelanggan tidak akan kecewa atau beralih ke tempat lain. Ini sangat penting untuk membangun loyalitas pelanggan dalam bisnis kuliner.
5. Mendukung Perencanaan Menu
Data dari reorder point dapat digunakan untuk menyusun perencanaan menu harian atau mingguan. Anda dapat memutuskan menu berdasarkan stok yang tersedia, sehingga menghindari kekurangan bahan untuk menu populer.
Rumus Reorder Point dan Cara Menghitungnya
Untuk menentukan reorder point, Anda perlu memahami rumus reorder point yang terdiri dari komponen berikut.
- Lead Time: Waktu yang diperlukan pemasok untuk mengirimkan bahan baku setelah dipesan.
- Daily Usage: Jumlah rata-rata bahan baku yang digunakan setiap hari.
- Safety Stock: Cadangan stok bahan baku yang disimpan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan atau keterlambatan pengiriman.
Berikut rumus yang dapat Anda gunakan untuk menghitung reorder point.
ROP = (Lead Time × Daily Usage) + Safety Stock
Contoh Reorder Point
Misalnya, sebuah restoran pizza membutuhkan 10 kg keju mozarella per hari dengan lead time 2 hari, dan safety stock sebanyak 5 kg.
Maka ketika stok keju mozzarella mencapai 25 kg, manager atau pemilik restoran harus memesan kembali keju mozarella untuk memastikan produksi pizza tetap berjalan lancar.
Perbedaan Reorder Point dan Reorder Quantity
Selain reorder point, ada pula istilah reotder quantity. Namun meski terdengar mirip, reorder point (ROP) dan reorder quantity (ROQ) memiliki perbedaan yang signifikan dalam manajemen stok:
- Reorder Point (ROP): Titik waktu atau jumlah stok tertentu yang menandakan saatnya untuk memesan kembali bahan baku. ROP berfokus pada “kapan” pesanan harus dilakukan.
- Reorder Quantity (ROQ): Jumlah barang yang perlu dipesan setiap kali melakukan pemesanan. ROQ berfokus pada “berapa banyak” barang yang harus dipesan untuk mengisi stok.
Dalam bisnis kuliner, ROP membantu kamu mencegah kehabisan stok bahan baku penting, sedangkan ROQ memastikan Anda memesan jumlah bahan yang cukup tanpa berlebihan.
Keduanya saling melengkapi untuk menjaga efisiensi dan kelancaran operasional dapur.
Baca juga: Struktur Organisasi Restoran dan Tugas Penting di Dalamnya
Reorder point adalah elemen penting dalam manajemen stok bahan baku bisnis kuliner. Dengan memahami apa itu reorder point dan cara menghitung reorder point, Anda dapat mengoptimalkan operasional dapur bisnis kuliner Anda.
Agar lebih praktis dan efisien, Anda juga dapat menggunakan sistem kasir POS dari IDEKU. Manajemen bisnis kuliner dijamin makin simple dan mudah!