Sedang kesulitan menghadapi kompetisi di bisnis kuliner? Contoh positioning produk makanan berikut bisa menjadi inspirasi bagi Anda untuk menyusun kembali strategi bisnis Anda.
Seringkali, produk bukanlah permasalahan di balik bisnis yang berjalan lambat. Dengan menetapkan strategi segmentation, targeting, dan positioning (STP) yang tepat, bisnis kuliner Anda dapat bertahan di tengah persaingan yang makin ketat. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut!
Baca juga: Cara Menentukan Harga Jual Makanan untuk Pebisnis Pemula
Pengertian Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP)
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai contoh segmenting dalam produk makanan, Anda perlu memahami terlebih dulu apa itu pengertian segmentasi, targeting, dan positioning.
1. Segmentasi (Segmentation)
Segmentasi adalah proses membagi pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan karakteristik tertentu, seperti usia, pendapatan, gaya hidup, atau preferensi makanan.
Sebuah kafe atau restoran mungkin membagi pasar menjadi segmen. Misalnya, Cafe A memiliki dua segmentasi, yaitu mahasiswa yang mencari tempat nyaman untuk mengerjakan tugas dan profesional muda yang ingin bekerja sambil menikmati kopi.
2. Targeting
Targeting adalah menentukan segmen mana yang akan menjadi fokus utama. Pilihan ini harus sesuai dengan kapasitas bisnis dan potensi pasar.
Misalnya, Cafe A memutuskan untuk menargetkan mahasiswa sebagai target utama mereka karena lokasi kafe yang berada di dekat kampus.
3. Positioning
Positioning adalah bagaimana sebuah bisnis menciptakan persepsi di benak pelanggan agar terlihat unik dibanding kompetitor. Misalnya dari segi kualitas, harga, pelayanan, konsep, atau pengalaman yang ditawarkan.
Sebagai contoh, Kafe A menetapkan positioning sebagai “Tempat Nongkrong Nyaman dengan Kopi Murah Meriah untuk Mahasiswa.
Untuk mendukung positioning ini, Kafe A menyediakan menu kafe dengan harga yang terjangkau, penerangan yang nyaman, serta menyediakan charging port untuk mendukung mahasiswa yang mengerjakan tugas menggunakan laptop.
Baca juga: Contoh SOP Restoran dan Bisnis Kuliner
Contoh Positioning Bisnis Kuliner
Berikut beberapa studi kasus strategi positioning dalam bisnis kuliner yang bisa Anda jadikan inspirasi.
1. Rumah Makan
Rumah makan “Dapoer Kita” memposisikan dirinya sebagai tempat makan dengan cita rasa rumahan yang otentik dan harga terjangkau.
Mereka menyasar keluarga dan pekerja yang mencari menu sehari-hari seperti ayam goreng, sayur asem, dan sambal terasi.
Rumah makan ini menggunakan bahan segar lokal dan menjaga kesederhanaan penyajian agar pelanggan merasa seperti makan di rumah sendiri.
“Dapoer Kita” berhasil membangun citra sebagai tempat yang mengutamakan kehangatan dan kenyamanan rasa rumahan.
Dengan positioning ini, mereka menciptakan loyalitas pelanggan yang ingin makan enak tanpa repot memasak sendiri. Hal ini diperkuat dengan pemasaran melalui media sosial menggunakan tagline “Serasa di Rumah Sendiri” serta tampilan menu yang sederhana namun menggugah selera.
2. Restoran
Restoran “Sate & Steak Nusantara” menghadirkan konsep unik dengan menggabungkan steak daging premium dan saus berbasis cita rasa nusantara, seperti saus rendang atau sambal matah.
Mereka memposisikan diri untuk pelanggan kelas menengah atas yang ingin menikmati pengalaman makan formal namun tetap memiliki sentuhan lokal.
Melalui positioning ini, “Sate & Steak Nusantara” menjadi pilihan bagi pelanggan yang mencari pengalaman kuliner mewah namun tidak melupakan cita rasa Indonesia.
Strategi ini diperkuat dengan interior restoran yang modern dengan elemen budaya lokal serta promosi di platform seperti Instagram menggunakan foto makanan yang menggugah selera dan mengedepankan keunikan produknya.
3. Kafe
Kafe “Kopi Gen Z” memposisikan dirinya sebagai tempat nongkrong anak muda dengan suasana estetik dan kopi berkualitas.
Dengan menu unik seperti Salted Caramel Latte atau Es Kopi Klepon, kafe ini fokus pada pelanggan berusia 18-30 tahun yang gemar berbagi pengalaman di media sosial.
“Kopi Gen Z” memanfaatkan tren kopi kekinian dan desain tempat yang Instagrammable untuk menarik audiens muda.
Dengan tagline “Ngopi, Foto, Nongkrong” mereka memosisikan diri sebagai tempat di mana pelanggan tidak hanya menikmati kopi tetapi juga membangun pengalaman sosial. Promosi aktif di TikTok dan Instagram memperkuat citra mereka sebagai kafe favorit generasi muda.
Tips Menyusun Positioning untuk Bisnis Kuliner
Bila Anda ingin menyusun kembali positioning bisnis kuliner Anda, berikut tips yang bisa Anda coba praktekkan.
1. Kenali Keunikan Produk
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengenali keunikan produk bisnis kuliner Anda. Kira-kira apa yang membuat makanan tersebut spesial? Apakah citarasa, bahan baku, konsep restoran, atau cara penyajian?
Sebagai contoh, restoran Anda memiliki signature menu yang tidak dapat ditemukan di restoran lainnya. Keunikan tersebut dapat Anda jadikan pembeda utama dari kompetitor dan bisa menjadi positioning bisnis kuliner Anda.
2. Fokus pada Pengalaman Pelanggan
Selain dari segi rasa, Anda juga bisa mengangkat sisi emosional seperti pengalaman dan perasaan pelanggan ketika menikmati hidangan di restoran Anda.
Contohnya seperti mengangkat positioning bahwa restoran Anda membuat pelanggan serasa makan di rumah sendiri karena interior restoran yang nyaman dengan menu khas rumahan.
3. Gunakan Brand Identity yang Konsisten
Ciptakan brand identity yang konsisten, mulai dari nama bisnis, desain interior, hingga cara promosi di media sosial.
Seluruh aktivitas marketing yang Anda lakukan juga harus mengacu pada identitas brand dan positioning yang telah ditetapkan
Positioning yang tepat adalah kunci untuk bersaing dan bertahan di industri kuliner yang kompetitif.
Dengan strategi STP yang efektif, bisnis kuliner Anda tidak hanya dikenal, tetapi juga diingat oleh pelanggan. Selamat mencoba!